Thursday, December 28, 2017

Makalah UTS Ekonomi Manajerial - Meningkatkan Laba Dari Jalur Biaya Produksi



“MENINGKATKAN LABA DARI JALUR BIAYA PRODUKSI”



Tugas Ini Di Susun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi Manajerial

Disusun Oleh  :

NADYA AYU SAPUTRI
NIM : 2015020228





DOSEN PENGAMPU :
Dr. SUPAWI PAWENANG, SE, MM

PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM BATIK SURAKARTA
2017






BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Pada era sekarang ini, setiap badan usaha memiliki peluang masing-masing untuk memasarkan produknya , para pelaku usaha kecil maupun perusahaan besar merupakan salah satu sarana yang dapat menunjang program pemerintah di berbagai sektor perekonomian. Seiring dengan perkembangan dunia usaha yang semakin pesat ini akan membawa dampak persaingan perdagangan yang ketat, terutama pada segmen yang sejenis. Dengan demikian mereka dituntut bekerja lebih efisien dan juga menjaga eksistensi produk supaya dapat tetap bertahan dan bersaing dalam bidangnya masing-masing.  Setiap badan usaha atau perusahaan harus dapat tetap bersaing dan mendapatkan pasar. Untuk itu , setiap perusahaan dituntut untuk melakukan strategi-strategi yang tepat agar tidak kalah bersaing dengan perusahaan lainnya guna meningkatkan laba. Karena setiap perusahaan memiliki tujuan untuk memaksimalkan keuntungan yang lebih besar.
Teori meningkatkan laba dari jalur biaya produksi memberikan latar belakang yang penting dalam memperbaiki kebutuhan biaya pada perusahaan. Untuk melihat seluk beluk perusahan dalam memproduksi barang yang dibuat, maka diperlukan analisa dalam kegiatan produksinya. Pertama-tama hal yang harus diperhatikan adalah factor-faktor yang dapat  ditekan efisiensi penggunaannya untuk menghasilkan produk-produk dengan standard kualitas yang telah ditentukan tanpa  banyak mengurangi kualitas dari produk itu sendiri. Guna meminimalkan biaya yang dibutuhkan dan memberikan laba yang lebih besar bagi perusahaan.

1.2  Identifikasi Masalah
Dari latar belakang diatas dapat di identifikasi masalah sebagai berikut :
Peningkatan laba melalui beberapa pengendalian biaya produksi.

1.3  Rumusan Masalah
Dari latar belakang dan identifikasi masalah mengenai teori meningkatkan laba dari jalur biaya produksi, penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut :
1.         Apa pengertian dari meningkatkan laba?
2.         Bagaimana menekan biaya produksi output ataupun tenaga kerja?
3.         Strategi yang bisa digunakan untuk mencapai laba dengan menekan biaya?

1.4  Tujuan Makalah
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana cara meminimumkan biaya dan meningkatkan efisiensi dalam pengaturan segala  fasilitas produksi dan area kerja, sehingga proses produksi dapat berjalan lancar. Efisiensi ini dapat dicapai dengan menekan biaya produksi dan transportasi didalam pabrik.Efisiensi di bidang keuangan memberikan pengaruh pada operasi perusahaan, sehingga akan meningkatkan efisiensi operasional dan efisiensi investasi yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan laba perusahaan. Dengan menghasilkan laba, perusahaan dapat mempertahankan pertumbuhan perusahaannya sehingga dapat bersaing dengan perusahaan lain kerena laba tersebut dapat ditanam kembali dan digunakan untuk mempertahankan atau meningkatkan pertumbuhannya.

1.5  Manfaat Makalah
Manfaat dikerjakannya makalah ini adalah memberikan pemahaman pembaca mengenai cara memaksimalkan laba dengan lebih tepat dan efisien. Laba yang dihasilkan tidak terlepas dari beberapa faktor antara lain jumlah hasil produksinya, modal, dan total upah tenaga kerja. Untuk meningkatkan laba, perusahaan umumnya meningkatkan pendapatan dan mengurangai biaya, antara lain biaya produksi. Dengan mengurangi biaya, perusahaan adapat memaksimalkan dana untuk tujuan lain seperti membuat produk baru, atau menginvestasikannya untuk menambah aset perusahaan.
 


BAB II
PEMBAHASAN

2.1       Pengertian Laba
“Laba” atau profit dalam ilmu ekonomi murni didefinisikan sebagai peningkatan jumlah pendapatan setelah dikurangi biaya-biaya yang dibutuhkan dalam seluruh proses yang dilalui. Tanpa diperoleh laba, perusahaan tidak dapat memenuhi tujuan lainnya yaitu pertumbuhan yang terus-menerus (going concern) dan tanggung jawab sosial (corporate social responsibility). Untuk menjamin agar perusahaan mampu menghasilkan laba, maka manajemen perusahaan harus merencanakan dan mengendalikan 2 faktor penentu laba yaitu  pendapatan dan biaya. ( Ellys Delfrina Sipangkar,2008)
Untuk memaksimalkan laba yang diperoleh setiap perusahaan bisa dicapai melalui bermacam-macam cara antara lain ialah melalui efisiensi di semua bidang, seperti produksi, sumber daya manusia, maupun keuangan. Dalam teori ekonomi mikro, tujuan perusahaan adalah mencari keuntungan secara teoritis  laba adalah kompensasi atau resiko yang di tanggung oleh perusahaan. Untuk bagian laba terdapat dua jenis laba yaitu :
1.      Laba bisnis ( pendapatan penjualan -biaya exsfilisit dalam menjalankan bisnis). Eksplisit cost 
         merupakan biaya yang pengeluarannya ada bukti jelas contoh gaji, listrik,bbm, dan lain-lain.
2.      Laba ekonomi (laba bisnis – biaya modal yang implisit dan masukan lain yang disediakan 
         pemilik dan pergunakan perusahaan). implisit cost merupakn biaya yang tak terlihat jelas tetapi 
         tetap harus diakomodir sebagai  biaya.

2.2 Tinjauan Pustaka dan Pembahasan Menurut Para Ahli
Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang direalisasi yang timbul dari transaksi selama satu periode dengan biaya yang berkaitan dengan pendapatan tersebut

Menurut Harahap (2005:263) laba merupakan angka yang penting dalam laporan keuangan karena berbagai alasan antara lain: laba merupakan dasar dalam perhitungan pajak, pedoman dalam menentukan kebijakan investasi dan pengambilan keputusan, dasar dalam peramalan laba maupun kejadian ekonomi perusahaan lainnya di masa yang akan datang, dasar dalam perhitungan dan penilaian efisiensi dalam menjalankan perusahaan, serta sebagai dasar dalam penilaian prestasi atau kinerja perusahaan.
Dalam keseimbangan jangka panjang, laba ekonomis akan menjadi nol jika semua perusahaan beroperasi dalam industri persaingan sempurna. Dengan kata lain, semu perusahaan akan memperoleh tingkat laba bisnis yang hanya mencerminkan tingkat kembalian modal dari investasi yang mereka tanamkan. Namun demikian, diketahui bahwa tingkat laba yang diperoleh perusahaan- perusahaan juga berbeda-beda. Tingkat laba berkisar dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi. Mengenai hal ini, Lincoln Arsyad mengemukakan beberapateori alternative yang menjelaskan beberapa perusahaan menerima laba ekonomis.

1.         Teori Laba Ekonomis Friksional
Pasar sering mengalami ketidakseimbangan (disequilibrium) karena perubahan permintaan akan produk atau biaya yang tidak terduga. Dengan kata lain, goncangan goncangan yang terjadi dalam perekonomian menyebabkan keadaan ketidakseimbangan pasar yang pada akhirnya menyebabkan perusahaan hanya menerima laba normal saja
2.         Teori Laba Ekonomis Monopolis
Teori laba monopoli ini merupakan perluasan teori friksional. Teori ini menyatakan bahwa beberapa perusahaan karena faktor-faktor seperti skala ekonomis, kebutuhan-kebutuhan modal, atau hakpaten-bisa bertindak sebagai monopolis yang memungkinkan mereka untuk mempertahankan laba di atas normal untuk jangka panjang.

3.         Teori Laba Ekonomis Inovatif
Pada teori ini, laba di atas normal merupakan kompensasi dari inovasi yang berhasil. Misalnya, perusahaan alat fotocopy Xerox, yang menerima tingkat kembalian yang sangat tinggi karena kesuksesannya mengembangkan dan memasarkan suatu alat fotokopi yang superior. Penerimaan laba super normal ini akan terus terjadi sampai perusahaan-perusahaan lain memasuki bidang tersebut untuk bersaing dengan Xerox dan membuat laba yang tinggi tersebut turun sampai titik normal.
4.         Teori Laba Ekonomis Kompensasi
Teori ini menyatakan bahwa tingkat penerimaan di atas normal merupakan suatu imbalan bagi perusahaan yang berhasil memenuhi keinginan konsumen, mempertahankan cara kerja yang efisien, dan seterusnya. Misalnya, jika perusahaan-perusahaan yang beroperasi pada industri yang mempunyai tingkat efisiensi rata-ratamenerima tingkat penerimaan normal, maka adalah wajar jika perusahaan-perusahaan yang beroperasi pada tingkat efisiensi yang lebih tinggi akan menerima tingkat kembalian di atas normal (Lincoln Arsyad 1996: 25)
Menurut Mursyidi (2008:14) biaya adalah suatu pengorbanan yang dapat mengurangi kas atau harta lainnya untuk mencapai tujuan, baik yang dapat dibebankan pada saat ini maupun pada saat yang akan datang.


2.3 Tenaga Kerja
Menurut Mulyadi (2003), teori klasik menganggap bahwa manusialah sebagai faktor produksi utama yang menentukan kemakmuran bangsa-bangsa. Alasannya, alam (tanah) tidak ada artinya kalau tidak ada sumber daya manusia yang pandai mengolahnya sehingga bermanfaat bagi kehidupan. Dalam hal ini teori klasik Adam Smith (1729-1790) juga melihat bahwa alokasi sumber daya manusia yang efektif adalah pemula pertumbuhan ekonomi. Setelah ekonomi tumbuh, akumulasi modal (fisik) baru mulai dibutuhkan untuk menjaga agar ekonomi tumbuh. Dengan kata lain, alokasi sumber daya manusia yang efektif merupakan syarat perlu (necessary condition) bagi pertumbuhan ekonomi.
Suparmoko dan Maria (2000) dalam Sinaga (2005) menjelaskan bahwa pada prinsipnya teori penawaran tenaga kerja dan teori permintaan tenaga kerja merupakan fungsi dari tingkat upah, di mana pendapat dari kaum klasik menyatakan, jika semakin tinggi tingkat upah yang diminta oleh kaum pekerja maka akan semakin sedikit jumlah penawaran tenaga kerja (lowongan kerja) yang dapat diberikan dan akan berlaku sebaliknya.
Dalam memahami mekanisme pasar tenaga kerja harus dilihat bagaimana individu pekerja terdapat perbedaan, maka untuk menentukan kuva penawaran tenaga kerja pada suatu daerah adalah dengan menjumlahkan kurva-kurva penawaran dari setiap individu, oleh sebab itu kurva dari penawaran tenaga kerja berbentuk melengkung kebelakang (backward bending curve).


2.4 Penggolongan Kegiatan dan Biaya Tenaga Kerja
A.        Penggolongan menurut fungsi pokok dalam organisasi perusahaan.
Organisasi dalam perusahaan manufaktur dibagi kedalam 3 fungsi pokok produksi,pemasaran,dan administrasi. Contoh biaya tenaga kerja yang termasuk dalam tiap golongan tersebut.
•           Biaya tenaga kerja produksi : gaji karyawan,biaya kesejahteraan karyawan pabrik,upah lembur karyawan pabrik,upah mandor pabrik,gaji manajer pabrik.
•           Biaya tenaga kerja pemasaran : upah karyawan pemasaran,biaya kesejahteraan karyawan pemasaran,biaya komisi pramuniaga,gaji manajer pemasaran.
•           Biaya tenaga kerja administrasi dan umum : gaji karyawan bagian akuntansi, bagian personalia , bagian secretariat, biaya kesejahteraan karyawan bagian akuntansi, biaya kesejahteraan karyawan bagian personalia, biaya kesejahteraan karyawan bagian secretariat.

B.        Penggolongan menurut kegiatan departemen - departemen dalam perusahaan.
Biaya tenaga kerja digolongkan sesuai dengan bagian - bagian yang dibentuk dalam perusahaan tersebut. Tenaga kerja yang bekerja di departemen - departemen non produksi diglolongkan pula menurut departemen tempat kerja mereka. Penggolongan semacam ini dilakukan untuk lebih memudahkan pengendalian terhadap biaya tenaga kerja yang terjadi dalam tiap departemen yang dibentuk dalam perusahaan. Misalnya : departemen produksi suatu perusahaan kertas terdiri dari 3 departemen yaitu bagian pulp, bagian kertas dan bagian penyempurnaan. Bagian nonproduksi : tenaga kerja bagian akuntansi, biaya tenaga kerja bagian personalia, dll.

C.        Penggolongan menurut jenis pekerjaan
Dalam suatu departemen, tenaga kerja dapat digolongkan menurut jenis sifat pekerjaannya . Biaya tenaga kerja semacam ini digunakan sebagai dasar penetapan deferensiasi upah standar kerja. Dengan demikian biaya tenaga kerja digolongkan menjadi : upah mandor, upah penyedia, upah operator.

D.        Penggolongan menurut hubungan dengan produk
Dalam hubungannya dengan produk, tenaga kerja dibagi menjadi tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung.


2.5 Strategi

Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan dan eksekusi sebuah aktifitas dalam kurung waktu tertentu. Dalam bisnis strategi biasanya ditujukan guna  bagaimana cara bersaingnya.Tekanan persaingan ini mencakup ancaman pedatang baru, daya tawar menawar pemasok, daya tawar pembeli, daya tawar produk pengganti, persaingan antar pesaing dan juga strategi dalam proses produksi.
Strategi efisiensi merupakan salah satu hal penting yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk mencapai laba yang optimal. Konsep efisiensi berkaitan dengan seberapa  jauh suatu proses mengkonsumsi masukan dibandingkan dengan standar atau sesuatu yang bisa dijadikan pembanding. Strategi efisiensi biaya produksi ini dapat dilakukan melalui metode berikut ini yaitu:

1.         Menghitung harga total minimal bahan yang dibutuhkan
Bahan produksi merupakan salah satu indikator yang utama untuk bisa melakukan produksi barang atau jasa yang ingin diusahakan oleh perusahaan. Sebelum melakukan penentuan biaya jual produk atau jasa tersebut biaya bahan produksi total seminimal mungkin harus ada perhitungannya.

2.         Penerapan Just In Time
Usaha untuk mengurangi waktu penyimpanan (stourage time) yang merupakan suatu akibat dari aktivitas bukan penambah nilai bagi konsumen (nonvalue added activities) (mulyadi, 1993:25-26). Dimana penerapan Just In Time dapat menghemat biaya penyimpan sehingga dapat membuat biaya lebih efisien.

3.         Rancangkan biaya perawatan mesin serta biaya karyawan seminimal   
            mungkin
Inilah yang harus diperhitungkan saat mene ntukan biaya produksi. Jumlahkan semua biaya perawatan mesin serta gaji karyawan yang dibutuhkan seminimal mungkin. Hal ini diupayakan untuk menghitung standar biaya produksi.

Efisiensi biaya produksi merupakan suatu hal yang penting yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk mencapai laba yang optimal. Perusahaan harus tepat dalam menetapkan harga yang harus dikeluarkan untuk biaya produksi supaya efisiensi biaya produksi secara konsisten dapat diterapkan perusahaan.
Untuk mencapai target kinerja seperti yang diharapkan beberapa strategi yang bisa ditempuh antara lain:
1.         Melakukan penyusunan dan pengawasan terhadap pelaksanaan anggaran atau Budgeting perusahaan.
2.         Penerapan standar operating prosedur keuangan dan operasional, melalui pengawasan dan penerapan manajemenperusahaan yang handal.
3.         Efisiensi penggunaan modal kerja dengan melakukan seluruh kegiatan transaksi penjualan dengan cara tunai.
4.         Manajemen persediaanbahan baku produksi yang efektif
5.         Metode pembayaran ke supplier dengan menggunakan sistem kredit (account payable), dan diupayakan dana pembayarannya bersumber dari hasil penjualan.
6.         Pengelolaan manajemen sumber daya manusia(SDM) dalam perusahaan yang efisien.
7.         Secara berkala dalam satu periode melakukananalisis laporan keuanganperusahaan, sebagai alat barometer terhadap pencapaian nilai rasio efisiensi kinerja laporan keuangan perusahaan.

Semakin tinggi perputaran modal kerja yang diinvestasikan dalam perusahaan maka akan semakin baik kinerja keuangan dan membutuhkan modal yang minim untuk mencapai target persentase laba yang besar.






BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Perusahaan yang memaksimalkan laba disemua industri harus menentukan tiga pilihan seperti : berapa banyak output yang akan ditawarkan, bagaimana memproduksi output itu dan berapa banyak input yang akan diminta. Kita mengasumsikan bahwa perusahaan menjalankan bisnis untuk mencetak laba. Laba sama dengan penerimaan total dikurangi biaya total. Biaya total atau biaya ekonomis meliputi biaya yang benar-benar dikeluarkan faktor produksi. Perusahaan yang memaksimalkan laba akan memilih kombinasi input yang meminimalkan biaya dan memaksimalkan laba.  Pengusaha harus mampu mengatur manajemen keuangan agar mengetahui kendala-kendala biaya produksi lainnya. Memaksimalkan laba dengan strategi yang tepat akan memudahkan perusahaan untuk dapat bersaing dalam era globalisasi sekarang. Sasaran utama strategi pencapaian laba perusahaan & efisiensi modal usaha yang efektif antara lain: Seberapa besar presentase laba yang diperoleh dibandingkan dengan jumlah modal sendiri yang diinvestasikan dalam perusahaan, dan seberapa besar perputaran modal kerja dalam satu periode tertentu misalnya dalam satu tahun. Pada intinya tujuan dari memaksimalkan laba adalah mencari keuntungan bagi perusahaan tersebut yang sedang produksi.

3.2 Saran
1.         Salah satu cara unruk meningkatkan efisiensi produksi adalah dengan membuat atau melaksanakan kegiatan peraga dan membuat suatu peraturan sederhana sebagai media pembelajaran demi keberhasilan pelaksanaannya.
2.         Untuk implementasinya, maka peran manajemen yang terlibat dalam perusahaan menjadi sektor yang strategis bagi pengadaan dan pengembangan program tersebut.
3.         Kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan demi penulisan makalah dikemudian hari agar bisa lebih baik lagi.

BAB IV
DAFTAR PUSTAKA


1.         Amalia.”Perusahaan Bisa Serap Lagi Tenaga Kerja “.http://www.pikiran-rakyat.com.Diakses Pada Tanggal 9 Oktober 2015
2.         http//id.wikepedia.org/wiki/strategi
3.         Widjaya Tunggal, Amin, Akuntansi Biaya, Cetakan Pertam,Penerbit PT.Rineka Cipta,Jakarta. 1993
4.         http://www.kompasiana.com/uye_lovca1/biaya-tenaga-kerja
5.         oeratno, Ekonomi Mikro Pengantar Edisi 3,Bagian Penerbitan  Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN Yogyakarta, Yogyakarta, 2011


Ref: Supawi.Pawenang.Modul Ekonomi Manajerial.UNIBA

Thursday, September 28, 2017

Tugas 1 - Teori Ekonomi Manajerial


TEORI EKONOMI MANAJERIAL


Tugas Ini Di Susun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi Manajerial

Disusun Oleh  :

NADYA AYU SAPUTRI
NIM : 2015020228





DOSEN PENGAMPU :
Dr. SUPAWI PAWENANG, SE, MM

PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM BATIK SURAKARTA
2017




  • Konsep Dasar Ekonomi manajerial

Tidak Sedikit teori ekonomi yang bisa diterapkan dalam dunia bisnis, baik teori 
ekonomi makro maupun ekonomi mikro. Salah satu penerapan teori ekonomi mikro untuk bisnis yang sering juga disebut Ekonomi Manajerial. Ekonomi mikro terapan atau ekonomi manajerial memiliki definisi yang berbeda-beda. Ada yang mendefiniskan sebagai ekonomi mikro terapan dan ada juga yang mendefinisikan konsep ilmu manajemen dan riset operasi (operation research).
Sementara itu ada pula yang menganggap ekonomi manajerial terutama sekali sebagai suatu kerangka kerja terpadu untuk menganalisis masalah-masalah pengambilan keputusan dalam dunia bisnis. Ekonomi manajerial menerapkan teori dan metodologi ekonomi dalam pembuatan keputusan di dunia bisnis dan administrasi. Secara lebih khusus, ekonomi manajerial menggunakan alat dan teknik analisis ekonomi untuk menganalisis dan memecahkan masalah-masalah manajerial. Dalam arti bahwa ekonomi manajerial menghubungkan ilmu ekonomi tradisional dengan ilmu-ilmu pengambilan keputusan (decision sciences) dalam pembuatan keputusan manajerial.
Walaupun ilmu ini dititik beratkan pada penerapan-penerapannya di dunia bisnis, tetapi harus pula diketahui bahwa konsep-konsep ekonomi manajerial bias juga diterapkan pda tipe-tipe organisasi lainnya. Prinsip-prinsip manajemen itu antara lain berkenaan dengan bagaimana mengalokasikan sumber daya-sumber daya yang langka secara efesien.

  • Peranan Ekonomi Manajerial Dalam Pembuatan Keputusan Manajerial
     1.Hubungan Antara Ekonomi Manajerial dengan Ilmu Ekonomi Tradisional

Studi-studi ilmu ekonomi tradisional adalah sebagai berikut.
Teori :
Ekonomi mikro dititikberatkan pada konsumen, perusahaan-perusahaan, dan industri-industri secara individual. Ekonomi makro dititikberatkan pada agregasi dari unit-unit ekonomi, terutama perekonomian nasional.
Cabang-Cabang Tradisional :
- Ekonomi Pertanian
- Perbandingan Sistem Ekonomi
- Ekonometrika
- Ekonomi Pembangunan
- Organisasi Industri
- Uang dan Bank
- Ekonomi Perkotaan dan Regional

      2. Hubungan Antara Ekonomi Manajerial dengan Administrasi Bisnis
Setelah membahas peranan ilmu ekonomi dan ilmu-ilmu pengambilan keputusan dalam ekonomi manajerial, sekarang kita lihat kegunaan dan posisi ekonomi manajerial ini sebagai bagian bidang studi administrasi bisnis. Secara umum administrasi bisnis dikelompokkan ke dalam 4 kategori utama yaitu:
1) Cabang-cabang fungsional
2) Cabang-cabang khusus
3) Cabang-cabang alat
4) Cabang-cabang pemandu.
Cabang-cabang fungsional cukup penting peranannya, karena baik dunia bisnis maupun sekolahsekolah bisnis biasanya terdiri dari departemen-departemen seperti itu. Cabang-cabang khusus cukup besar pula peranannya, dan posisinya dalam kurikulum administrasi bisnis cukup jelas.
Cabang-cabang alat dan pemandu (integrating courses) tidak begitu mudah mengkategorikannya. Akuntansi, misalnya merupakan suatu fungsi di dalam perusahaan. Oleh karena itu, akuntansi tercatat baik sebagai cabang fungsional maupun alat. Pertanyaan pokok sebenarnya adalah : di mana posisi dari ekonomi manajerial ? Sekali lagi, jawabannya tidak jelas.
Walaupun banyak perusahaan yang mempunyai departemen-departemen ekonomi, namun departemen-departemen tersebut biasanya kecil, dan ilmu ekonomi perseorangan bukanlah merupakan suatu fungsi utama di dalam perusahaan. Satu kemungkinannya adalah memasukkan ekonomi manajerial ini sebagai suatu cabang khusus.


  • Peranan Dunia Usaha dalam Masyarakat

Unsur  yang sangat penting dalam studi ekonomi manajerial adalah keterkaitan antara dunia usaha dan masyarakat. Ekonomi manajerial ini mampu menjelaskan peranan penting dunia usaha dan bisa menunjukkan bagaimana cara meningkatkan manfaat dunia usaha bagi masyarakat.

Bukti bahwa dunia usaha di Indonesia telah berperan cukup berarti bagi tingkat kesejahteraan masyarakat di Indonesia cukup jelas dan meyakinkan. Dunia usaha bukan hanya telah memantapkan pertumbuhan ekonomi selama lebih dari dua dasa waarsa terakhir ini, tetapi juga mampu mendistribusikan manfaat-manfaat dari pertumbuhan ekonomi tersebut secara cukup baik. Para pemasok modal, tenaga kerja dan sumberdaya-sumberdaya lainnya telah menerima hasil dari sumbangannya dalam dunai usaha. Konsumen memperoleh manfaat baik dari kuantitas maupun kualitas produk dan jasa yang mereka konsumsi. Pajak atas laba perusahaan telah meningkatkan penerimaan pemerintah yang pada gilirannya akan meningkatkan pelayanan pemerintah kepada masyarakat.


Sumber:
·          https://repository.unicom.ac.id

Ref: Supawi.Pawenang.Modul Ekonomi Manajerial.UNIBA