“MENINGKATKAN LABA DARI JALUR BIAYA PRODUKSI”
Tugas Ini Di Susun Guna Memenuhi
Tugas Mata Kuliah Ekonomi Manajerial
Disusun Oleh :
NADYA AYU SAPUTRI
NIM : 2015020228
DOSEN PENGAMPU :
Dr. SUPAWI PAWENANG, SE, MM
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM BATIK SURAKARTA
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada era sekarang ini, setiap badan usaha memiliki
peluang masing-masing untuk memasarkan produknya , para pelaku usaha kecil
maupun perusahaan besar merupakan salah satu sarana yang dapat menunjang
program pemerintah di berbagai sektor perekonomian. Seiring dengan perkembangan
dunia usaha yang semakin pesat ini akan membawa dampak persaingan perdagangan
yang ketat, terutama pada segmen yang sejenis. Dengan demikian mereka dituntut
bekerja lebih efisien dan juga menjaga eksistensi produk supaya dapat tetap
bertahan dan bersaing dalam bidangnya masing-masing. Setiap badan usaha atau perusahaan harus
dapat tetap bersaing dan mendapatkan pasar. Untuk itu , setiap perusahaan
dituntut untuk melakukan strategi-strategi yang tepat agar tidak kalah bersaing
dengan perusahaan lainnya guna meningkatkan laba. Karena setiap perusahaan
memiliki tujuan untuk memaksimalkan keuntungan yang lebih besar.
Teori meningkatkan laba dari jalur biaya produksi
memberikan latar belakang yang penting dalam memperbaiki kebutuhan biaya pada
perusahaan. Untuk melihat seluk beluk perusahan dalam memproduksi barang yang
dibuat, maka diperlukan analisa dalam kegiatan produksinya. Pertama-tama hal
yang harus diperhatikan adalah factor-faktor yang dapat ditekan efisiensi penggunaannya untuk
menghasilkan produk-produk dengan standard kualitas yang telah ditentukan
tanpa banyak mengurangi kualitas dari
produk itu sendiri. Guna meminimalkan biaya yang dibutuhkan dan memberikan laba
yang lebih besar bagi perusahaan.
1.2 Identifikasi
Masalah
Dari latar belakang diatas dapat di identifikasi
masalah sebagai berikut :
Peningkatan laba melalui beberapa pengendalian biaya
produksi.
1.3 Rumusan
Masalah
Dari latar belakang dan identifikasi masalah mengenai
teori meningkatkan laba dari jalur biaya produksi, penulis dapat merumuskan
masalah sebagai berikut :
1. Apa
pengertian dari meningkatkan laba?
2. Bagaimana
menekan biaya produksi output ataupun tenaga kerja?
3. Strategi
yang bisa digunakan untuk mencapai laba dengan menekan biaya?
1.4 Tujuan
Makalah
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk mengetahui
bagaimana cara meminimumkan biaya dan meningkatkan efisiensi dalam pengaturan
segala fasilitas produksi dan area
kerja, sehingga proses produksi dapat berjalan lancar. Efisiensi ini dapat
dicapai dengan menekan biaya produksi dan transportasi didalam pabrik.Efisiensi
di bidang keuangan memberikan pengaruh pada operasi perusahaan, sehingga akan
meningkatkan efisiensi operasional dan efisiensi investasi yang pada akhirnya
akan dapat meningkatkan laba perusahaan. Dengan menghasilkan laba, perusahaan
dapat mempertahankan pertumbuhan perusahaannya sehingga dapat bersaing dengan
perusahaan lain kerena laba tersebut dapat ditanam kembali dan digunakan untuk
mempertahankan atau meningkatkan pertumbuhannya.
1.5 Manfaat
Makalah
Manfaat dikerjakannya makalah ini adalah memberikan
pemahaman pembaca mengenai cara memaksimalkan laba dengan lebih tepat dan
efisien. Laba yang dihasilkan tidak terlepas dari beberapa faktor antara lain
jumlah hasil produksinya, modal, dan total upah tenaga kerja. Untuk
meningkatkan laba, perusahaan umumnya meningkatkan pendapatan dan mengurangai
biaya, antara lain biaya produksi. Dengan mengurangi biaya, perusahaan adapat
memaksimalkan dana untuk tujuan lain seperti membuat produk baru, atau
menginvestasikannya untuk menambah aset perusahaan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Laba
“Laba” atau profit dalam ilmu ekonomi murni
didefinisikan sebagai peningkatan jumlah pendapatan setelah dikurangi
biaya-biaya yang dibutuhkan dalam seluruh proses yang dilalui. Tanpa diperoleh
laba, perusahaan tidak dapat memenuhi tujuan lainnya yaitu pertumbuhan yang
terus-menerus (going concern) dan tanggung jawab sosial (corporate social
responsibility). Untuk menjamin agar perusahaan mampu menghasilkan laba, maka
manajemen perusahaan harus merencanakan dan mengendalikan 2 faktor penentu laba
yaitu pendapatan dan biaya. ( Ellys Delfrina
Sipangkar,2008)
Untuk memaksimalkan laba yang diperoleh setiap
perusahaan bisa dicapai melalui bermacam-macam cara antara lain ialah melalui
efisiensi di semua bidang, seperti produksi, sumber daya manusia, maupun
keuangan. Dalam teori ekonomi mikro, tujuan perusahaan adalah mencari keuntungan
secara teoritis laba adalah kompensasi
atau resiko yang di tanggung oleh perusahaan. Untuk bagian laba terdapat dua
jenis laba yaitu :
1. Laba
bisnis ( pendapatan penjualan -biaya exsfilisit dalam menjalankan bisnis).
Eksplisit cost
merupakan biaya yang pengeluarannya ada bukti jelas contoh gaji, listrik,bbm, dan lain-lain.
merupakan biaya yang pengeluarannya ada bukti jelas contoh gaji, listrik,bbm, dan lain-lain.
2. Laba
ekonomi (laba bisnis – biaya modal yang implisit dan masukan lain yang
disediakan
pemilik dan pergunakan perusahaan). implisit cost merupakn biaya yang tak terlihat jelas tetapi
tetap harus diakomodir sebagai biaya.
pemilik dan pergunakan perusahaan). implisit cost merupakn biaya yang tak terlihat jelas tetapi
tetap harus diakomodir sebagai biaya.
2.2
Tinjauan Pustaka dan Pembahasan Menurut Para Ahli
Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba.
Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang
direalisasi yang timbul dari transaksi selama satu periode dengan biaya yang
berkaitan dengan pendapatan tersebut
Menurut Harahap (2005:263) laba merupakan angka yang
penting dalam laporan keuangan karena berbagai alasan antara lain: laba
merupakan dasar dalam perhitungan pajak, pedoman dalam menentukan kebijakan
investasi dan pengambilan keputusan, dasar dalam peramalan laba maupun kejadian
ekonomi perusahaan lainnya di masa yang akan datang, dasar dalam perhitungan
dan penilaian efisiensi dalam menjalankan perusahaan, serta sebagai dasar dalam
penilaian prestasi atau kinerja perusahaan.
Dalam keseimbangan jangka panjang, laba ekonomis akan
menjadi nol jika semua perusahaan beroperasi dalam industri persaingan
sempurna. Dengan kata lain, semu perusahaan akan memperoleh tingkat laba bisnis
yang hanya mencerminkan tingkat kembalian modal dari investasi yang mereka
tanamkan. Namun demikian, diketahui bahwa tingkat laba yang diperoleh
perusahaan- perusahaan juga berbeda-beda. Tingkat laba berkisar dari yang
paling rendah sampai yang paling tinggi. Mengenai hal ini, Lincoln Arsyad
mengemukakan beberapateori alternative yang menjelaskan beberapa perusahaan
menerima laba ekonomis.
1. Teori
Laba Ekonomis Friksional
Pasar sering mengalami ketidakseimbangan
(disequilibrium) karena perubahan permintaan akan produk atau biaya yang tidak
terduga. Dengan kata lain, goncangan goncangan yang terjadi dalam perekonomian
menyebabkan keadaan ketidakseimbangan pasar yang pada akhirnya menyebabkan
perusahaan hanya menerima laba normal saja
2. Teori
Laba Ekonomis Monopolis
Teori laba monopoli ini merupakan perluasan teori
friksional. Teori ini menyatakan bahwa beberapa perusahaan karena faktor-faktor
seperti skala ekonomis, kebutuhan-kebutuhan modal, atau hakpaten-bisa bertindak
sebagai monopolis yang memungkinkan mereka untuk mempertahankan laba di atas
normal untuk jangka panjang.
3. Teori
Laba Ekonomis Inovatif
Pada teori ini, laba di atas normal merupakan
kompensasi dari inovasi yang berhasil. Misalnya, perusahaan alat fotocopy
Xerox, yang menerima tingkat kembalian yang sangat tinggi karena kesuksesannya
mengembangkan dan memasarkan suatu alat fotokopi yang superior. Penerimaan laba
super normal ini akan terus terjadi sampai perusahaan-perusahaan lain memasuki
bidang tersebut untuk bersaing dengan Xerox dan membuat laba yang tinggi
tersebut turun sampai titik normal.
4. Teori
Laba Ekonomis Kompensasi
Teori ini menyatakan bahwa tingkat penerimaan di atas
normal merupakan suatu imbalan bagi perusahaan yang berhasil memenuhi keinginan
konsumen, mempertahankan cara kerja yang efisien, dan seterusnya. Misalnya,
jika perusahaan-perusahaan yang beroperasi pada industri yang mempunyai tingkat
efisiensi rata-ratamenerima tingkat penerimaan normal, maka adalah wajar jika
perusahaan-perusahaan yang beroperasi pada tingkat efisiensi yang lebih tinggi
akan menerima tingkat kembalian di atas normal (Lincoln Arsyad 1996: 25)
Menurut Mursyidi (2008:14) biaya adalah suatu
pengorbanan yang dapat mengurangi kas atau harta lainnya untuk mencapai tujuan,
baik yang dapat dibebankan pada saat ini maupun pada saat yang akan datang.
2.3 Tenaga
Kerja
Menurut Mulyadi (2003), teori klasik menganggap bahwa
manusialah sebagai faktor produksi utama yang menentukan kemakmuran
bangsa-bangsa. Alasannya, alam (tanah) tidak ada artinya kalau tidak ada sumber
daya manusia yang pandai mengolahnya sehingga bermanfaat bagi kehidupan. Dalam
hal ini teori klasik Adam Smith (1729-1790) juga melihat bahwa alokasi sumber
daya manusia yang efektif adalah pemula pertumbuhan ekonomi. Setelah ekonomi
tumbuh, akumulasi modal (fisik) baru mulai dibutuhkan untuk menjaga agar
ekonomi tumbuh. Dengan kata lain, alokasi sumber daya manusia yang efektif
merupakan syarat perlu (necessary condition) bagi pertumbuhan ekonomi.
Suparmoko dan Maria (2000) dalam Sinaga (2005)
menjelaskan bahwa pada prinsipnya teori penawaran tenaga kerja dan teori
permintaan tenaga kerja merupakan fungsi dari tingkat upah, di mana pendapat
dari kaum klasik menyatakan, jika semakin tinggi tingkat upah yang diminta oleh
kaum pekerja maka akan semakin sedikit jumlah penawaran tenaga kerja (lowongan
kerja) yang dapat diberikan dan akan berlaku sebaliknya.
Dalam memahami mekanisme pasar tenaga kerja harus
dilihat bagaimana individu pekerja terdapat perbedaan, maka untuk menentukan
kuva penawaran tenaga kerja pada suatu daerah adalah dengan menjumlahkan
kurva-kurva penawaran dari setiap individu, oleh sebab itu kurva dari penawaran
tenaga kerja berbentuk melengkung kebelakang (backward bending curve).
2.4
Penggolongan Kegiatan dan Biaya Tenaga Kerja
A. Penggolongan
menurut fungsi pokok dalam organisasi perusahaan.
Organisasi dalam perusahaan manufaktur dibagi kedalam
3 fungsi pokok produksi,pemasaran,dan administrasi. Contoh biaya tenaga kerja
yang termasuk dalam tiap golongan tersebut.
• Biaya
tenaga kerja produksi : gaji karyawan,biaya kesejahteraan karyawan pabrik,upah
lembur karyawan pabrik,upah mandor pabrik,gaji manajer pabrik.
• Biaya
tenaga kerja pemasaran : upah karyawan pemasaran,biaya kesejahteraan karyawan
pemasaran,biaya komisi pramuniaga,gaji manajer pemasaran.
• Biaya
tenaga kerja administrasi dan umum : gaji karyawan bagian akuntansi, bagian
personalia , bagian secretariat, biaya kesejahteraan karyawan bagian akuntansi,
biaya kesejahteraan karyawan bagian personalia, biaya kesejahteraan karyawan
bagian secretariat.
B. Penggolongan
menurut kegiatan departemen - departemen dalam perusahaan.
Biaya tenaga kerja digolongkan sesuai dengan bagian -
bagian yang dibentuk dalam perusahaan tersebut. Tenaga kerja yang bekerja di
departemen - departemen non produksi diglolongkan pula menurut departemen
tempat kerja mereka. Penggolongan semacam ini dilakukan untuk lebih memudahkan
pengendalian terhadap biaya tenaga kerja yang terjadi dalam tiap departemen
yang dibentuk dalam perusahaan. Misalnya : departemen produksi suatu perusahaan
kertas terdiri dari 3 departemen yaitu bagian pulp, bagian kertas dan bagian
penyempurnaan. Bagian nonproduksi : tenaga kerja bagian akuntansi, biaya tenaga
kerja bagian personalia, dll.
C. Penggolongan
menurut jenis pekerjaan
Dalam suatu departemen, tenaga kerja dapat digolongkan
menurut jenis sifat pekerjaannya . Biaya tenaga kerja semacam ini digunakan
sebagai dasar penetapan deferensiasi upah standar kerja. Dengan demikian biaya
tenaga kerja digolongkan menjadi : upah mandor, upah penyedia, upah operator.
D. Penggolongan
menurut hubungan dengan produk
Dalam hubungannya dengan produk, tenaga kerja dibagi
menjadi tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung.
2.5 Strategi
Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang
berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan dan eksekusi sebuah aktifitas
dalam kurung waktu tertentu. Dalam bisnis strategi biasanya ditujukan guna bagaimana cara bersaingnya.Tekanan persaingan
ini mencakup ancaman pedatang baru, daya tawar menawar pemasok, daya tawar
pembeli, daya tawar produk pengganti, persaingan antar pesaing dan juga
strategi dalam proses produksi.
Strategi efisiensi merupakan salah satu hal penting
yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk mencapai laba yang optimal. Konsep
efisiensi berkaitan dengan seberapa jauh
suatu proses mengkonsumsi masukan dibandingkan dengan standar atau sesuatu yang
bisa dijadikan pembanding. Strategi efisiensi biaya produksi ini dapat dilakukan
melalui metode berikut ini yaitu:
1. Menghitung
harga total minimal bahan yang dibutuhkan
Bahan produksi merupakan salah satu indikator yang
utama untuk bisa melakukan produksi barang atau jasa yang ingin diusahakan oleh
perusahaan. Sebelum melakukan penentuan biaya jual produk atau jasa tersebut
biaya bahan produksi total seminimal mungkin harus ada perhitungannya.
2. Penerapan
Just In Time
Usaha untuk mengurangi waktu penyimpanan (stourage
time) yang merupakan suatu akibat dari aktivitas bukan penambah nilai bagi
konsumen (nonvalue added activities) (mulyadi, 1993:25-26). Dimana penerapan
Just In Time dapat menghemat biaya penyimpan sehingga dapat membuat biaya lebih
efisien.
3. Rancangkan
biaya perawatan mesin serta biaya karyawan seminimal
mungkin
Inilah yang harus diperhitungkan saat mene ntukan
biaya produksi. Jumlahkan semua biaya perawatan mesin serta gaji karyawan yang
dibutuhkan seminimal mungkin. Hal ini diupayakan untuk menghitung standar biaya
produksi.
Efisiensi biaya produksi merupakan suatu hal yang
penting yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk mencapai laba yang optimal.
Perusahaan harus tepat dalam menetapkan harga yang harus dikeluarkan untuk
biaya produksi supaya efisiensi biaya produksi secara konsisten dapat
diterapkan perusahaan.
Untuk mencapai target kinerja seperti yang diharapkan
beberapa strategi yang bisa ditempuh antara lain:
1. Melakukan
penyusunan dan pengawasan terhadap pelaksanaan anggaran atau Budgeting
perusahaan.
2. Penerapan
standar operating prosedur keuangan dan operasional, melalui pengawasan dan
penerapan manajemenperusahaan yang handal.
3. Efisiensi
penggunaan modal kerja dengan melakukan seluruh kegiatan transaksi penjualan
dengan cara tunai.
4. Manajemen
persediaanbahan baku produksi yang efektif
5. Metode
pembayaran ke supplier dengan menggunakan sistem kredit (account payable), dan
diupayakan dana pembayarannya bersumber dari hasil penjualan.
6. Pengelolaan
manajemen sumber daya manusia(SDM) dalam perusahaan yang efisien.
7. Secara
berkala dalam satu periode melakukananalisis laporan keuanganperusahaan,
sebagai alat barometer terhadap pencapaian nilai rasio efisiensi kinerja
laporan keuangan perusahaan.
Semakin tinggi perputaran modal kerja yang
diinvestasikan dalam perusahaan maka akan semakin baik kinerja keuangan dan
membutuhkan modal yang minim untuk mencapai target persentase laba yang besar.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Perusahaan yang memaksimalkan laba disemua industri
harus menentukan tiga pilihan seperti : berapa banyak output yang akan
ditawarkan, bagaimana memproduksi output itu dan berapa banyak input yang akan
diminta. Kita mengasumsikan bahwa perusahaan menjalankan bisnis untuk mencetak
laba. Laba sama dengan penerimaan total dikurangi biaya total. Biaya total atau
biaya ekonomis meliputi biaya yang benar-benar dikeluarkan faktor produksi.
Perusahaan yang memaksimalkan laba akan memilih kombinasi input yang
meminimalkan biaya dan memaksimalkan laba.
Pengusaha harus mampu mengatur manajemen keuangan agar mengetahui
kendala-kendala biaya produksi lainnya. Memaksimalkan laba dengan strategi yang
tepat akan memudahkan perusahaan untuk dapat bersaing dalam era globalisasi
sekarang. Sasaran utama strategi pencapaian laba perusahaan & efisiensi
modal usaha yang efektif antara lain: Seberapa besar presentase laba yang
diperoleh dibandingkan dengan jumlah modal sendiri yang diinvestasikan dalam
perusahaan, dan seberapa besar perputaran modal kerja dalam satu periode
tertentu misalnya dalam satu tahun. Pada intinya tujuan dari memaksimalkan laba
adalah mencari keuntungan bagi perusahaan tersebut yang sedang produksi.
3.2 Saran
1. Salah
satu cara unruk meningkatkan efisiensi produksi adalah dengan membuat atau
melaksanakan kegiatan peraga dan membuat suatu peraturan sederhana sebagai
media pembelajaran demi keberhasilan pelaksanaannya.
2. Untuk
implementasinya, maka peran manajemen yang terlibat dalam perusahaan menjadi
sektor yang strategis bagi pengadaan dan pengembangan program tersebut.
3. Kritik
dan saran dari pembaca sangat diharapkan demi penulisan makalah dikemudian hari
agar bisa lebih baik lagi.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
1. Amalia.”Perusahaan
Bisa Serap Lagi Tenaga Kerja “.http://www.pikiran-rakyat.com.Diakses Pada
Tanggal 9 Oktober 2015
2. http//id.wikepedia.org/wiki/strategi
3. Widjaya
Tunggal, Amin, Akuntansi Biaya, Cetakan Pertam,Penerbit PT.Rineka
Cipta,Jakarta. 1993
4. http://www.kompasiana.com/uye_lovca1/biaya-tenaga-kerja
5. oeratno,
Ekonomi Mikro Pengantar Edisi 3,Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN Yogyakarta,
Yogyakarta, 2011
Ref: Supawi.Pawenang.Modul Ekonomi Manajerial.UNIBA